Asuhan Keperawatan Kanker Serviks
A. Toritis
1. Pengertian
Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut rahim sebagai akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan merusak jaringan normal disekitarnya (FKUI, 1990; FKKP, 1997).
Kanker cerviks adalah tumor ganas yang tumbuh didalam leher rahim atau cerviks (bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina). Kanker cerviks biasanya menyerang wanita berusia 35-55 tahun.(Nada, 2007)
2. Etiologi
Penyebab kanker serviks belum jelas diketahui namun ada beberapa faktor resiko dan predisposisi yang menonjol, antara lain :
a. Umur pertama kali melakukan hubungan seksual
Penelitian menunjukkan bahwa semakin muda wanita melakukan hubungan seksual semakin besar mendapat kanker serviks. Kawin pada usia 20 tahun dianggap masih terlalu muda
Penelitian menunjukkan bahwa semakin muda wanita melakukan hubungan seksual semakin besar mendapat kanker serviks. Kawin pada usia 20 tahun dianggap masih terlalu muda
b. Jumlah kehamilan dan partus
Kanker serviks terbanyak dijumpai pada wanita yang sering partus. Semakin sering partus semakin besar kemungkinan resiko mendapat karsinoma serviks.
Kanker serviks terbanyak dijumpai pada wanita yang sering partus. Semakin sering partus semakin besar kemungkinan resiko mendapat karsinoma serviks.
c. Jumlah perkawinan
Wanita yang sering melakukan hubungan seksual dan berganti-ganti pasangan mempunyai faktor resiko yang besar terhadap kankers serviks ini.
Wanita yang sering melakukan hubungan seksual dan berganti-ganti pasangan mempunyai faktor resiko yang besar terhadap kankers serviks ini.
d. Infeksi virus
Infeksi virus herpes simpleks (HSV-2) dan virus papiloma atau virus kondiloma akuminata diduga sebagai factor penyebab kanker serviks
Infeksi virus herpes simpleks (HSV-2) dan virus papiloma atau virus kondiloma akuminata diduga sebagai factor penyebab kanker serviks
e. Sosial Ekonomi
Karsinoma serviks banyak dijumpai pada golongan sosial ekonomi rendah mungkin faktor sosial ekonomi erat kaitannya dengan gizi, imunitas dan kebersihan perseorangan. Pada golongan sosial ekonomi rendah umumnya kuantitas dan kualitas makanan kurang hal ini mempengaruhi imunitas tubuh.
Karsinoma serviks banyak dijumpai pada golongan sosial ekonomi rendah mungkin faktor sosial ekonomi erat kaitannya dengan gizi, imunitas dan kebersihan perseorangan. Pada golongan sosial ekonomi rendah umumnya kuantitas dan kualitas makanan kurang hal ini mempengaruhi imunitas tubuh.
f. Hygiene dan sirkumsisi
Diduga adanya pengaruh mudah terjadinya kankers serviks pada wanita yang pasangannya belum disirkumsisi. Hal ini karena pada pria non sirkum hygiene penis tidak terawat sehingga banyak kumpulan-kumpulan smegma.
Diduga adanya pengaruh mudah terjadinya kankers serviks pada wanita yang pasangannya belum disirkumsisi. Hal ini karena pada pria non sirkum hygiene penis tidak terawat sehingga banyak kumpulan-kumpulan smegma.
g. Merokok dan AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim)
Merokok akan merangsang terbentuknya sel kanker, sedangkan pemakaian AKDR akan berpengaruh terhadap serviks yaitu bermula dari adanya erosi diserviks yang kemudian menjadi infeksi yang berupa radang yang terus menerus, hal ini dapat sebagai pencetus terbentuknya kanker serviks.
Merokok akan merangsang terbentuknya sel kanker, sedangkan pemakaian AKDR akan berpengaruh terhadap serviks yaitu bermula dari adanya erosi diserviks yang kemudian menjadi infeksi yang berupa radang yang terus menerus, hal ini dapat sebagai pencetus terbentuknya kanker serviks.
Penyebab terjadinya kanker cerviks tidak diketahui secara pasti, tetapi terdapat beberapa factor resiko yang berpengaruh terhadap terjadinya kanker cerviks. Adapun faktor- faktor resiko dari kanker cerviks adalah :
1. Wanita
a. Menjalankan aktivitas seksual di usia muda
b. Sering berganti- ganti pasangan
c. Prostitusi (mempunyai resiko 4x lipat tehadap berkembangnya kanker cerviks)
d. Perokok
e. Usia
f. Status sosial ekonomi
g. Terpajan pada virus HIV
2. Pria (Penyebab Potensial)
a. Kandungan sperma
b. Kondisi higienis
c. Jumlah pasangan seksual
d. Perokok
e. Kanker penis
1. Wanita
a. Menjalankan aktivitas seksual di usia muda
b. Sering berganti- ganti pasangan
c. Prostitusi (mempunyai resiko 4x lipat tehadap berkembangnya kanker cerviks)
d. Perokok
e. Usia
f. Status sosial ekonomi
g. Terpajan pada virus HIV
2. Pria (Penyebab Potensial)
a. Kandungan sperma
b. Kondisi higienis
c. Jumlah pasangan seksual
d. Perokok
e. Kanker penis
3. Klasifikasi
a. Klasifikasi klinis
· Stage 0: Ca.Pre invasive
· Stage I: Ca. Terbatas pada serviks
- Stage Ia ; Disertai inbasi dari stroma yang hanya diketahui secara histopatologis
- Stage Ib : Semua kasus lainnya dari stage I
· Stage II : Sudah menjalar keluar serviks tapi belum sampai kepanggul telah mengenai dinding vagina. Tapi tidak melebihi dua pertiga bagian proksimal
· Stage III : Sudah sampai dinding panggula dan sepertiga bagian bawah vagina
· Stage IIIB : Sudah mengenai organ-organ lain.
b. Klasifikasi pertumbuhan sel kanker serviks
o Mikroskopis
1. Displasia
Displasia ringan terjadi pada sepertiga bagaian basal epidermis. Displasia berat terjadi pada dua pertiga epidermihampir tidak dapat dibedakan dengan karsinoma insitu.
2. Stadium karsinoma insitu
Pada karsinoma insitu perubahan sel epitel terjadi pada seluruh lapisan epidermis menjadi karsinoma sel skuamosa. Karsinoma insitu yang tumbuh didaerah ektoserviks, peralihan sel skuamosa kolumnar dan sel cadangan endoserviks.
3. Stadium karsionoma mikroinvasif.
Pada karksinoma mikroinvasif, disamping perubahan derajat pertumbuhan sel meningkat juga sel tumor menembus membrana basalis dan invasi pada stoma sejauh tidak lebih 5 mm dari membrana basalis, biasanya tumor ini asimtomatik dan hanya ditemukan pada skrining kanker.
4. Stadium karsinoma invasif
Pada karsinoma invasif perubahan derajat pertumbuhan sel menonjol besar dan bentuk sel bervariasi. Petumbuhan invasif muncul diarea bibir posterior atau anterior serviks dan meluas ketiga jurusan yaitu jurusan forniks posterior atau anterior, jurusan parametrium dan korpus uteri.
5. Bentuk kelainan dalam pertumbuhan karsinoma serviks
Pertumbuhan eksofilik, berbentuk bunga kool, tumbuh kearah vagina dan dapat mengisi setengah dari vagina tanpa infiltrasi kedalam vagina, bentuk pertumbuhan ini mudah nekrosis dan perdarahan.
Pertumbuhan endofilik, biasanya lesi berbentuk ulkus dan tumbuh progesif meluas ke forniks, posterior dan anterior ke korpus uteri dan parametrium.
Pertumbuhan nodul, biasanya dijumpai pada endoserviks yang lambatlaun lesi berubah bentuk menjadi ulkus.
o Markroskopis
1. Stadium preklinis
Tidak dapat dibedakan dengan servisitis kronik biasa
2. Stadium permulaan
Sering tampak sebagian lesi sekitar osteum externum
3. Stadium setengah lanjut
Telah mengenai sebagian besar atau seluruh bibir porsio
4. Stadium lanjut
Terjadi pengrusakan dari jaringan serviks, sehingga tampaknya seperti ulkus dengan jaringan yang rapuh dan mudah berdarah.
4. Manifestasi klinis
• Stadium awal tidak memperlihatkan gejala
• Vaginal discharge yg terus menerus
• Perdarahan vagina abnormal
• Haidh lebih banyak dan lama
• Cepat lelah
Gejala lanjut dari ca cervik
• Loss of appetite
• Penurunan BB
• Pelvic pain & Back pain
• Perdarahan yang banyak dari vagina
• Inkontinensia urin dan feses
• Bone fraktur
• Anemia
5. Penatalaksanaan
a. Terapi local
Terapi local dilakukan pada penyakit prainvasif, yang meliputi biopsy, cauterasi, terapi laser, konisasi, dan bedah buku.
Terapi local dilakukan pada penyakit prainvasif, yang meliputi biopsy, cauterasi, terapi laser, konisasi, dan bedah buku.
b. Histerektomi
Histerektomi mungkin juga dilakukan tergantung pada usia wanita, status anak, dan atau keinginan untuk sterilisasi. Histerektomi radikal adalah pengangkatan uterus, pelvis dan nodus limfa para aurtik.
Histerektomi mungkin juga dilakukan tergantung pada usia wanita, status anak, dan atau keinginan untuk sterilisasi. Histerektomi radikal adalah pengangkatan uterus, pelvis dan nodus limfa para aurtik.
c. Pembedahan dan terapi radiasi
- Pembedahan dilakukan untuk pengangkatan sel kanker.
- Dilakukan pada kanker serviks invasive
- Pada terapi batang eksternalbertujuan mengatahui luas dan lokasi tumor serta mengecilkan tumor
- Pembedahan dilakukan untuk pengangkatan sel kanker.
- Dilakukan pada kanker serviks invasive
- Pada terapi batang eksternalbertujuan mengatahui luas dan lokasi tumor serta mengecilkan tumor
d. Radioterapi batang eksternal
- Dilakukan jika nodus limfe positif terkena dan bila batas-batas pembedahan itu tegas
- Untuk terapi radiasi ini biasanya para wanita dipasang kateter urine sehingga tetap berada di tempat tidur, makan makanan dengan diet ketat dan memakan obat untuk mencegah defekasi, karena pada terapi ini biasanya terpasang tampon (aplikator)
- Dilakukan jika nodus limfe positif terkena dan bila batas-batas pembedahan itu tegas
- Untuk terapi radiasi ini biasanya para wanita dipasang kateter urine sehingga tetap berada di tempat tidur, makan makanan dengan diet ketat dan memakan obat untuk mencegah defekasi, karena pada terapi ini biasanya terpasang tampon (aplikator)
e. Eksenterasi pelvic
- Dilakukan jika terjadi kanker setempat yang berulang
- Dapat dilakukan pada bagian anterior, posterior, atau total tergantung organ yang diangkat ditambah dengan uterus dan nodus limfa disekitarnya.
- Dilakukan jika terjadi kanker setempat yang berulang
- Dapat dilakukan pada bagian anterior, posterior, atau total tergantung organ yang diangkat ditambah dengan uterus dan nodus limfa disekitarnya.
f. Kolostomi dan illeustomi
Illeustomi dilakukan untuk sebagai saluran pembuangan illeus.
Illeustomi dilakukan untuk sebagai saluran pembuangan illeus.
g. Terapi biologi
Yaitu dengan memperkuat system kekebalan tubuh (system imun
Yaitu dengan memperkuat system kekebalan tubuh (system imun
h. Kemoterapi
Dengan menggunakan obat-obatan sitostastik.
Dengan menggunakan obat-obatan sitostastik.
6. Komplikasi
a. Berkaitan dengan intervensi pembedahan
- Vistula Uretra
- Disfungsi bladder
- Emboli pulmonal
- Infeksi pelvis
- Obstruksi usus
- Vistula Uretra
- Disfungsi bladder
- Emboli pulmonal
- Infeksi pelvis
- Obstruksi usus
b. Berkaitan dengan kemoterapi
- Sistitis radiasi
- Enteritis
- Sistitis radiasi
- Enteritis
c. Berkaitan dengan kemoterapi
- Supresi sumsum tulang
- Mual muntah akibat pengunaan obat kemoterapi yang mengandung sisplatin
- Kerusakan membrane mukosa GI
- Mielosupresi
- Supresi sumsum tulang
- Mual muntah akibat pengunaan obat kemoterapi yang mengandung sisplatin
- Kerusakan membrane mukosa GI
- Mielosupresi
7. Pemeriksaan penunjang
a. Sitologi/Pap Smear
Keuntungan, murah dapat memeriksa bagian-bagian yang tidak terlihat.
Kelemahan, tidak dapat menentukan dengan tepat lokalisasi
Keuntungan, murah dapat memeriksa bagian-bagian yang tidak terlihat.
Kelemahan, tidak dapat menentukan dengan tepat lokalisasi
b. Schillentest
Epitel karsinoma serviks tidak mengandung glycogen karena tidak mengikat yodium. Kalau porsio diberi yodium maka epitel karsinoma yang normal akan berwarna coklat tua, sedang yang terkena karsinoma tidak berwarna.
Epitel karsinoma serviks tidak mengandung glycogen karena tidak mengikat yodium. Kalau porsio diberi yodium maka epitel karsinoma yang normal akan berwarna coklat tua, sedang yang terkena karsinoma tidak berwarna.
c. Koloskopi
Memeriksa dengan menggunakan alat untuk melihat serviks dengan lampu dan dibesarkan 10-40 kali.
Keuntungan ; dapat melihat jelas daerah yang bersangkutan sehingga mudah untuk melakukan biopsy.
Kelemahan ; hanya dapat memeiksa daerah yang terlihat saja yaitu porsio, sedang kelianan pada skuamosa columnar junction dan intra servikal tidak terlihat.
Memeriksa dengan menggunakan alat untuk melihat serviks dengan lampu dan dibesarkan 10-40 kali.
Keuntungan ; dapat melihat jelas daerah yang bersangkutan sehingga mudah untuk melakukan biopsy.
Kelemahan ; hanya dapat memeiksa daerah yang terlihat saja yaitu porsio, sedang kelianan pada skuamosa columnar junction dan intra servikal tidak terlihat.
d. Kolpomikroskopi
Melihat hapusan vagina (Pap Smear) dengan pembesaran sampai 200 kali
Melihat hapusan vagina (Pap Smear) dengan pembesaran sampai 200 kali
e. Biopsi
Dengan biopsi dapat ditemukan atau ditentukan jenis karsinomanya.
Dengan biopsi dapat ditemukan atau ditentukan jenis karsinomanya.
f. Konisasi
Dengan cara mengangkat jaringan yang berisi selaput lendir serviks dan epitel gepeng dan kelenjarnya. Konisasi dilakukan bila hasil sitologi meragukan dan pada serviks tidak tampak kelainan-kelainan yang jelas.
Dengan cara mengangkat jaringan yang berisi selaput lendir serviks dan epitel gepeng dan kelenjarnya. Konisasi dilakukan bila hasil sitologi meragukan dan pada serviks tidak tampak kelainan-kelainan yang jelas.
B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas
Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Alamat :
b. Riwayat kesehatan
· Keluhan utama
pasien biasanya datang dengan keluhan intra servikal dan disertai keputihan menyerupai air.
· Riwayat kesehatan sekarang
pada stadium awal klien tidak merasakan keluhan yang mengganggu, baru pada stadium akhir yaitu stadium 3 dan 4 timbul keluhan seperti : perdarahan, keputihan dan rasa nyeri intra servikal.
· Riwayat kesehatan dahulu
Data yang perlu dikaji adalah :
Riwayat abortus, infeksi pasca abortus, infeksi masa nifas, riwayat ooperasi kandungan, serta adanya tumor
Riwayat abortus, infeksi pasca abortus, infeksi masa nifas, riwayat ooperasi kandungan, serta adanya tumor
· Riwayat kesehatan keluarga
Adanya keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan klien
c. Pemeriksaan fisik
· Kepala
- Rambut : bersih, tidak ada ketombe, dan tidak rontok
- Wajah : tidak ada oedema
- Mata : konjunctiva tidak anemis
- Hidung : simetris, tidak ada sputum
- Telinga : simetris, bersih, tidak ada serumen
- Mulut : bibir tidak kering, tidak sianosis, mukosa bibir lembab, tidak terdapat lesi
- Leher : tidak ada pembesaran kelenjer tiroid dan tidak ada pembesaran kelenjer getah bening
· Dada
- Inspeksi : simetris
- Perkusi : sonor seluruh lap paru
- Palpasi : vocal fremitus simetri kana dan kiri
- Auskultasi : vesikuler
· Cardiac
- Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
- Palpasi : ictus cordis teraba
- Perkusi : pekak
- Auskultasi : tidak ada bising
· Abdomen
- Inspeksi : simetris, tidak ascites
- Palapasi : tidak ada nyeri tekan
- Perkusi : tympani
- Auskultasi : bising usus normal
· Genetalia
Ada lesi, adanya pengeluaran pervaginam, berbau
· Ekstremitas
Tidak oedema
2. Diagnosa keperawatan
· Analisa data
No | Data penunjang | Etiologi | Masalah kep |
1. | Ds : mengungkapkan secra verbal atau isyarat Do : - gerakan menghindari nyeri - Perubahan nafsu makan dan makan - Perilaku ekspresif - Berfokus pada diri sendiri | Agen-agen cidera | Gangguan rasa nyaman: nyeri |
2. | Ds : - haus Do : - perubahan TD - Penurunan haluaran urine - Penurunan turgor kulit - Penurunan BB yg tiba-tiba | Perdarahan yang berulang | Deficit volume cairan |
3. | Ds : - Do : - | Supresi sum-sum tulang Penurunan leukosit | Resiko infeksi |
4. | Ds : - dispnea - Napas pendek Do : - perubahan gerakan dada - Penurunan tekanan inspirasi /ekspirasi - Napas cuping hidung - Penggunaan otot bantu nafas | Gangguan pengembangan paru Pertukaran O2 dan CO2 terganggu | Pola nafas tidak efektif |
5. | Ds : - Do : - | Perdarahan berulang anemia | Resiko cidera |
6. | Ds : - pengungkapan rasa malu/ bersalah - Pengungkapan rasa negative diri Do : - menyangkal permasalahan - Membesar-besarkan permasalahan - Merasionalisasi kegalalan diri | Keputihan dan bakteri Bau khas ca serviks | Gangguan harga diri |
7. | Ds : - nyeri abdomen - Nyeri tekan pada abdomen - Anoreksia - Mual - Nyeri saat defekasi Do : - perubahan pada suara abdomen ( borborigmi) - Perubahan pola defekasi - Penurunan frekuensi - Distensi abdomen - Mengejan saat defekasi - muntah | Asupan cairan dan serat kurang konstipasi | Gangguan eliminasi fekal |
· Diagnosa keperawatan
No | Diagnosa (NANDA) | Tujuan dan criteria hasil (NOC) | Intervensi (NIC) |
1. | Gangguan rasa nyaman : nyeri b.d agen cidera | - Menunjukkan tekhnik relaksasi secara individual untuk mencapai tingkat kenyamanan - Melaporkan eejahteraan fisik dan psikologis - Mengenali factor penyebab dan menggunakan tindakan untuk mencegah nyeri | - Penatalaksanaan nyeri · Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif · Observasi isyarat ketidaknyamanan nonverbal · Berikan informasi tentang nyeri dan penyebabnya - Pemberian anlgesik |
2. | Deficit volume cairan b.d perdarahan | - Kekurangan volume cairan akan teratasi, dibuktikan dengan keseimbangan cairan, elektrolit, asambasa dan hidrasi yg adekuat - Keseimbangan elektrolit dan asam basa akan tercapai | - Pengelolaan elektrolit - Pengelolaan cairan · Pantau status hidrasi · Pantau hasil laboratorium yang relevan · Timbang BB - Pengaturan cairan · Tingkatkan asupan oral · Berikan cairan sesuai kebutuhan · Berikan terapi IV - Pengelolaan syok, volume |
3. | Resiko infeksi b.d penurunan jumlah leukosit | - Factor resiko infeksi akan hilang dibuktikan oleh keadekuatan status imun pasien - Pasien menunjukkan pengendalian resiko - Pengendalian infeksi | - Pemberian imunisasi - Pengendalian resiko · Ajarkan pada pasien teknik mencuci tangan yang benar · Ajarkan pada pasien/keluarga tanda dan gejala infeksi · Berikan terapi antibiotic bila diperlukan - Perlindungan terhadap infeksi |
4. | Pola napas tidak efektif b.d gangguan pengembangan paru | - Menunjukkan pola pernapasan efektif - Menunjukkan status pernapasan : ventilasi tidak terganggu | - Pengelolaan jalan napas - Pemantauan pernapasan · Pantau kecepatan, irama, kedalaman dan usaha respirasi · Perhatikan pergerakan dada, penggunaan otot bantu nafas · Pantau pola pernapasan · Auskultasi bunyi napas |
5. | Resiko cidera b.d perdarahan yang berulang | - Resiko cidera akan menurun - Pengendalian resiko | - Tindakan pencegahan perdarahan - Pencegahan jatuh - Peningkatan keamanan |
6. | Gangguan harga diri b.d penyakit yang dialami | - Harga diri meningkat - Berani mengungkapkan keinginan - Mempertahankan hubungan pribadi yang dekat | - Peningkatan harga diri · Bantu klien untuk meningkatkan penilaian dirinya terhadap penghargaan diri |
7. | Gangguan eliminasi fekal : konstipasi b.d intake yang tidak adekuat | - Eliminasi defekasi : kemampuan saluran gastrointestinal untuk emmbentuk dan mengeluarkan feses secara efektif - Konstipasi teratasi | - Penatalaksanaan konstipasi · Pantau tanda dan gejala konstipasi · Identifikasi factor yang dapat menyebabkan knostipasi · Ajarkan pada pasien tentang efek diet (spt : cairan dan serat) pada eliminasi · Tekankan penghindaran mengejan selama defekasi untuk mencegah perubahan pada tanda vital, sakit kepala dan perdarahan. |
Asuhan Keperawatan kanker Serviks
Kelompok 4 :
Devita Sari
Juli Raty Lasman
Redi Norustumadi
Vivi Yunima Ningsih
Dosen pembimbing :
Ns. Dian Anggraini, S.Kep
Program studi S1 Keperawatan
STIKes YARSI SUMBAR
2011/2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar